Mengisi Ruang Kosong Di Rumah Bupati Kebumen - Bagian I

Dalam situs resmi Pemerintah Kabupaten Kebumen terdapat Ruang Diseminasi yang selama ini dibiarkan kosong. Ruang-ruang itu adalah 15 Sub Sektor dalam Ekonomi Kreatif,

KONSISTENSI KI ESSER KARTON

Slamet Riyanto yang biasa dipanggil Esser adalah satu seniman multi talenta yang konsisten memelihara sikap berkesenian melalui beragam karya kreatif. Satu diantaranya adalah wayang yang semua tokohnya dibuat dari kardus bekas kemasan dan limbah lainnya.

MENGINTIP RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI BAG..

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sini.

MENGISI RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI KEBUMEN - BAGIAN III

OVOP Kerajinan Pandan adalah satu sub tema yang jadi Pemenang dalam lomba karya tulis ilmiah Riset Unggulan Daerah (RUD) tahun 2013. Sampai saat ini implementasi hasilnya belum jelas. Akankah nasibnya seperti Hipando yang terbengkelai ?

Tampilkan postingan dengan label Hanito Kreasindo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hanito Kreasindo. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 April 2013

Menu Lesehan Sersan Mayor kampoengkoe kreatif Forum



Warung lesehan identik dengan suasana santai tapi bisa diisi dengan hal-hal serius (ser-san). Dalam istilah pembelajaran ada pilihan utama (mayor) dan tambahan (minor). Sebagai satu forum informal, kampoengkoe-kreatif Forum (kkF) adalah kumpulan komunitas (jika ada) dan/atau orang-orang yang berasal dari berbagai sub sektor kegiatan ekonomi kreatif yang 15 jenis itu, berbincang tentang langkah-langkah nyata untuk menghadirkan satu lingkungan bagi tumbuh dan berkembangnya (ekosistem) ekonomi kreatif di Kabupaten Kebumen.  Apakah itu berarti belum ada ekosistem ekonomi kreatif di Kebumen? Tegasnya, ya!.  Sekadar gambaran kasar atau pemetaan sederhana, Kabupaten Kebumen memiliki sekurang-kurangnya 10 dari 15 sub sektor ekonomi kreatif yaitu:

  1. Kerajinan. Ada beragam jenis dan skala kegiatan kerajinan yang telah berjalan dan menghasilkan nilai ekonomi sangat tinggi. Di sepanjang pesisir Pantai Selatan, ada aktivitas ekonomi produktif: pembuatan emping (Ambal, Buluspesantren dan sekitarnya), lebih ke Barat (Klirong, Petanahan dan Puring) ada sentra kerajinan anyaman bambu, sabut kelapa, arang batok kelapa dan sebagainya. Di Kecamatan Ayah mulai berkembang kegiatan pembuatan abon ikan dan hasil laut. Sedikit ke atas, di Buayan dan sekitarnya ada sentra kerajinan kain perca yang diprakarsai dan dikembangkan oleh Irma Suryanti lewat Mutiara Hendicraftnya. Di Karanganyar, Karanggayam, Sempor dan sekitarnya ada sentra anyaman pandan, tapas dsb. Sruweng menyimpan potensi kerajinan limbah plastik dll. Singkat kata, aktivitas ekonomi kreatif di sub sektor kerajinan sangat beragam dan luas. Juga mencakup nilai ekonomi luar biasa besar. Tetapi, masing-masing jenis kegiatan itu cenderung masih bersifat individual meski telah ada wadah perajin yang belum berfungsi optimal agar sub sektor ini sebagai komunitas kreatif. Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan agar sentra-sentra dan kegiatan produksi barang-barang kerajinan itu memenuhi syarat menjadi sebuah komunitas kreatif.
  2. Seni Pertunjukan. Banyak potensi aktivitas seni pertunjukan tradisional: cepetan, ebleg, kethoprak pesisiran, jamjaneng dll yang ada dan masih berkativitas. Begitu juga yang modern. Sayang keduanya masih sebatas penyaluran kegemaran dan kurang digarap maksimal untuk disajikan sebagai suguhan yang menarik dan layak diapresiasi secara ekonomi. 
  3. Musik. Tak banyak hal yang bisa dipaparkan di seub sektor ini. Potensi besar yang timbul dan tenggelam. Keberhasilan Yoda jadi idola tak banyak berpengaruh karena hasil rekayasa politik yang tidak sehat dan justru berpotensi mematikan tunas-tunas muda yang ingin mengikuti jejaknya. 
  4. Film, video dan fotografi sebenarnya sangat potensial berkembang dan bernilai ekonomi. Selain kebanyakan pelakunya amatir dan sekadar menyalurkan kegemaran, sampai sekarang belum nampak ada greget untuk menghadirkan komunitas yang terus berproses dan berkarya.
  5. Periklanan tak jauh dari kondisi di atas meski banyak bermunculan agen/ usaha jasa pembuatan iklan.
  6. Televisi dan Radio. Masih harus banyak berbenah dalam banyak hal.
  7. Layanan komputer dan piranti lunak. Beberapa saat lalu pernah muncul komunitas para penggemar aplikasi Linux, tapi sekarang sepi. Mungkin perlu dihidupkan lagi dan lebih intensif bertukar informasi agar menghadirkan karya kreatif. Peluang sangat besar.
  8. Permainan kreatif yang bukan sekadar pemakai, tapi pencipta atau pengembang.
  9. Desain, masih mempriharinkan.
  10. Arsitektur apa lagi.
  11. Busana/Fesyen, potensi besar yang harus digarap serius dan sistematis. Setidaknya kita masih bisa berharap dari para penjahir Tanahsari, Bandungsruni dan Karangsari Kebumen. Karena fesyen bukan sekadar baju, kaos, celana dll. Aneka tas, asesoris dll sangat flesibel dan beragam.
  12. Pasar barang seni masih perlu disiapkan infrastrukutur dan suprastrukturnya.
  13. Kuliner, potensial tumbuh dan berkembang dengan segala variabelnya.
  14. Percetakan dan penerbitan masih harus banyak belajar dan menggali potensi internal.
  15. Riset dan Pengembangan, jauh panggang dari api. 

Dari 15 sub sektor ekonomi kreatif di atas, menghadirkan ekosistem di Kabupaten Kebumen akan mengalami banyak kendala dan tantangan. Pertama, melakukan pemetaan secara rinci atas sub-sub sektor yang paling mungkin diajukan sebagai penggerak yakni: kerajinan, seni pertunjukan, periklanan, video-film dan fotografi serta televisi dan radio. Proses pemetaan dapat dilakukan secara mandiri (sebaiknya) dan/atau bersama Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD). Waktu yang diperlukan untuk pemetaan ini sekitar setahun atau lebih. Setelah peta kecil untuk setiap sub sektor berhasil dibuat, langkah berikutnya adalah memadukannya sebagai peta besar yang bisa dibaca untuk bahan pengambilan keputusan menentukan langkah-langkah lanjutan. Ada yang tertarik memulai ?

Kamis, 11 April 2013

FIESTA de LUK ULO (Konsep Ringkas - Update)


Konsep  festival dipilih agar beberapa kegiatan dapat dicakup serentak. Ada wisata air seperti lomba pacu rakit berbahan batang pisang (gedebog) dan aneka permainan anak yang menjadi ciri khas permainan anak pereng Kali Luk Ulo. Lomba Mancing yang menjadi “gong” berpadu dengan Festival Kuliner dan lain-lain. Konsep festival membuka peluang beragam kegiatan dikemas dalam satu wadah “Luk Ulo Fiesta 20,,,”.

MAKSUD dan TUJUAN

Festival Kali Luk Ulo tahun 20.., dimaksudkan untuk :
  1. Memberikan hiburan murah dan aman bagi warga masyarakat Kabupaten Kebumen dan sekitarnya.
  2. Mengenalkan Kali (Sungai) Luk Ulo sebagai salah satu icon aktivitas kreatif  Kabupaten Kebumen.
  3. Pendidikan lingkungan bagi generasi muda.
  4. Pengembangan kegiatan wisata lingkungan.
  5. Perintisan dan pengembangan Ekonomi Kreatif di Kabupaten Kebumen.

Tujuan utama kegiatan ini adalah mengembangkan potensi kreatif para pemuda Kebumen dalam beragam  kegiatan produktif dan kewirausahaan yang ramah lingkungan.

KONSEP FESTIVAL

Festival adalah kegiatan yang menampilkan kemeriahan yang dapat diisi dengan beragam jenis kegiatan saling berkait. Festival Kali Luk Ulo 2012 adalah perpaduan antara kegiatan olahraga, hiburan, wisata, pendidikan lingkungan dan kewirausahaan. Ada 2 jenis kegiatan olahraga yang akan dilaksanakan yakni Lomba Mancing Ikan Bersisik dan outbond.
Hiburan akan diisi dengan lomba permainan anak tradisional seperti kunclungan, mengambang di air dengan sarung terlama dan lain-lain. Atau atraksi kesenian tradisional yang akan diselenggarakan di sekitar lapangan basket dan bekerjasama dengan Kelenteng Khong Hui Kiong. Kegiatan hiburan ini dapat juga dikembangkan dengan beragam festival, lomba atau penampilan kelompok-kelompok kesenian yang potensial dikembangkan sebagai aset ekonomi kreatif masyarakat Kabupaten Kebumen.
Sementara itu, pendidikan lingkungan dilaksanakan dengan cara memberikan pemahaman, bimbingan dan praktik di sepanjang lokasi festival yang direncanakan sepanjang 1 km. Mulai dari bawah Jembatan Kutosari (jembatan baru di Selatan Alun-alun kota) sampai Jembatan Renville (jembatan kereta api). Pendidikan lingkungan ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan mencerahkan pemahaman tentang pentingnya memelihara lingkungan alam Kali Luk Ulo di sepanjang jalur festival khususnya dan daerah alirah Sungai Luk Ulo pada umumnya.

Dalam kegiatan kewirausahaan, akan diselenggarakan festival kuliner berbahan dasar ikan bersisik yang hidup dan berkembang biak di Kali Luk Ulo yang mengikutsertakan para petani ikan yang banyak beraktivitas di sebelah Utara lokasi. Serta beberapa kegiatan lain yang menunjang tujuan pengembangan ekonomi kreatif warga masyarakat sekitar lokasi festival khususnya.

Selasa, 09 April 2013

Kampoengkoe Kreatif Forum

Menggagas Konsep

kkF adalah kependekan dari kampoengkoe kreatif Forum. Satu forum informal yang dimaksudkan untuk mengawali langkah menuju terbentuknya wadah bagi perorangan, komunitas kreatif dan badan2 usaha yang peduli serta memiliki visi sama dalam membangun kekuatan ekonomi/industri kreatif warga. Atau kelompok-kelompok kegiatan masyarakat di Kabupaten Kebumen berbasis aktivitas kreatif. Menurut pengertian yang dikeluarkan oleh pemerintah (c.q Kementrian Perdagangan), ekonomi atau industri kreatif adalah sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ada 14 sub sektor kegiatan ekonomi berbasis aktivitas kreatif :
1.      periklanan;
2.      arsitektur;
3.      pasar barang seni;
4.      kerajinan;
5.      desain;
6.      fesyen;
7.      video, film dan fotografi;
8.      permainan interaktif;
9.      musik;
10.  seni pertunjukan;
11.  penerbitan dan percetakan;
12.  layanan komputer dan peranti lunak;
13.  televisi dan radio; serta
14.  riset dan pengembangan.
Satu sub sektor yang masih dalam kajian intensif dan segera menyusul yaitu kuliner.

MAKSUD & TUJUAN PENDIRIAN kkF

Sebagai rintisan menuju satu wadah komunitas kreatif, kkF berupaya untuk:
1.      Menjadi wadah penguatan masyarakat madani (civil society) yang mandiri (independent) dan tidak terafiliasi baik langsung atau tidak langsung dengan Organisasi Massa atau Partai Politik manapun, baik ditingkat lokal atau nasional.
2.      Menjadi forum komunikasi, koordinasi dan usaha bagi perseorangan atau badan usaha atau komunitas kreatif di Kebumen.
3.      Menjadi forum bersama untuk memberikan daya tawar lebih besar dalam penguatan ekonomi bagi para anggota, pelaku ekonomi/industri kreatif dan Kab, Kebumen sekitarnya.
4.      Menambah daya dorong pengembangan dan pemberdayaan potensi kreatif warga Kab. Kebumen.
5.      Memperkenalkan Kab. Kebumen sebagai Kota Kreatif, baik di tingkat nasional maupun internasional,
6.      Menjalin kerjasama baik ditingkat Nasional atau Internasional untuk kepentingan pengembangan dan pembangunan ekonomi/industri kreatif di Kab. Kebumen.
7.      Mengembangkan kreatifitas sebagai upaya untuk pemberdayaan ekonomi dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat sipil, kelestarian ekosistem dan penghargaan terhadap keaneka-ragaman budaya.
(diadopsi dari BCCF/ Bandung Creative City Forum)

Anatomi Sederhana Potensi Ekonomi Kreatif
Di Kabupaten Kebumen :

  1. Kuliner : pusat produksi jajanan Gg. Pudak (Keposan) Kel. Kebumen dan Desa Muktisari (pembuat roti/kue) serta komunitas produsen lanthing di Desa Pohkumbang Kec. Karanganyar dll;
  2. Periklanan : komunitas penyablon dan pembuat media luar ruang, Puspita Warna dll;
  3. Kerajinan : cluster kerajinan anyaman pandan di Kecamatan Karanganyar dsk; dan kelompok perajin anyaman bambu di  Kecamatan Petanahan (dikordinasi: Hanito Kreasindo/ Hipando Pusat);
  4. Video, film dan fotografi: ASA, Anto Jadul, Brantasena dll;
  5. Seni Pertunjukan : FoPSeT/Sanggar Ilir dll;
  6. Televisi dan radio: PRSSNI Kebumen, Ratih TV dll;
  7. Layanan komputer dan peranti lunak: ??
  8. Fesyen (segala varian baju dan celana), tas dll.

Jika anatomi sederhana di atas representatif, maka LUKFEST 2013/2014 mungkin dapat menjadi ajang pertama munculnya potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Kebumen. LUKFEST atau Luk Ulo Festival adalah perwujudan kesepakatan dari semua anggota kkF dalam sebuah ajang festival. Luk Ulo bukan sekadar bentuk wadag sungai yang ada di Kabupaten Kebumen. Ia punya makna dan daya gerak

Jumat, 29 Juni 2012

A Gemstone Craftman from the Edge of River Luk Ulo at Pasarpari, Kebumen Downtown



River Luk Ulo, just like as its name, twisting as a python which was walking from upstream to downstream. This river upstream is in a gap at hills of  The Thousand Mountains in the North. The flow of the river route to South until downstream and was going into the Indian Ocean. Near the upstream, there is a very unique geological sites, Sites of Geological (Geo Park) Karangsambung. From downtown, it’s about 19 kilometers.

On the site of geopark Karangsambung, there are various kinds of stones: agate, suiseki, biseki, coal and great pride for residents of Kebumen Central Java, Indonesia, is the uniqueness of agate which there was the best entire Asia region, perhaps also in the  world. Therefore, the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) set up a special research site and make it as a scientific tourism. 
A citizen of the river Luk Ulo edge at Pasarpari, Kebumen downtown, Subowo (42 years) is an agate craftsman which has been working since the early 1990's. At that time, he received the materials of the existing river below his house. Needless goes a long way in order to choose the desired material without damaging the natural environment at the river which was the source of life for the people around it.

Subowo told, the largest environmental changes in the river Luk Ulo was making more difficulties in getting raw materials. And if any, the price was going more and more expensive materials. Some types are very hard to obtain. Indeed, there are two distinctive types of agate Luk Ulo River were purple amethyst and the ginggang which’s striped. Types of amethyst in great demand because it brings the myth seeking the wealth. If you filled a manner and by certain shamans it could be bringing a financial benefit and strengthen  charisma. Meanwhile, the ginggang’s more diversity motives and preferred color for jewelry. Mainly as gemstones for gold rings.











Subowo story is a small indication of a great changing in the natural environment at River  Luk Ulo which had been tending less friendly to the human being because of the damage occurred continuously from upstream to downstream. In fact, not far from the  governmental offices, about 500 meters from the office Head of Regent, the landsliding at the village cemetery has not been able to overcome Kebumen properly. Even extending to the South. In addition to the soil structure which contains a lot of spring water in it, hit the river water due to the loss of tree cover crops, especially Kendal tree and the thining layer of sand was mining on a large scale using heavy machinery at the upstream area around “the dam Kali Gending” and Karangpoh village were adding a heavy burden of River Luk Ulo. Plus and plus a laying off the soil erosion at South region for  making  the bricks, certainly increases the potential damaging  the nature of this river. It does not include the damage due to the using poison for illegal fishing activities usually was going on mid-dry season.