Mengisi Ruang Kosong Di Rumah Bupati Kebumen - Bagian I

Dalam situs resmi Pemerintah Kabupaten Kebumen terdapat Ruang Diseminasi yang selama ini dibiarkan kosong. Ruang-ruang itu adalah 15 Sub Sektor dalam Ekonomi Kreatif,

KONSISTENSI KI ESSER KARTON

Slamet Riyanto yang biasa dipanggil Esser adalah satu seniman multi talenta yang konsisten memelihara sikap berkesenian melalui beragam karya kreatif. Satu diantaranya adalah wayang yang semua tokohnya dibuat dari kardus bekas kemasan dan limbah lainnya.

MENGINTIP RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI BAG..

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sini.

MENGISI RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI KEBUMEN - BAGIAN III

OVOP Kerajinan Pandan adalah satu sub tema yang jadi Pemenang dalam lomba karya tulis ilmiah Riset Unggulan Daerah (RUD) tahun 2013. Sampai saat ini implementasi hasilnya belum jelas. Akankah nasibnya seperti Hipando yang terbengkelai ?

Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 April 2013

Kampoengkoe Kreatif Forum

Menggagas Konsep

kkF adalah kependekan dari kampoengkoe kreatif Forum. Satu forum informal yang dimaksudkan untuk mengawali langkah menuju terbentuknya wadah bagi perorangan, komunitas kreatif dan badan2 usaha yang peduli serta memiliki visi sama dalam membangun kekuatan ekonomi/industri kreatif warga. Atau kelompok-kelompok kegiatan masyarakat di Kabupaten Kebumen berbasis aktivitas kreatif. Menurut pengertian yang dikeluarkan oleh pemerintah (c.q Kementrian Perdagangan), ekonomi atau industri kreatif adalah sebuah konsep ekonomi di era ekonomi baru yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. Ada 14 sub sektor kegiatan ekonomi berbasis aktivitas kreatif :
1.      periklanan;
2.      arsitektur;
3.      pasar barang seni;
4.      kerajinan;
5.      desain;
6.      fesyen;
7.      video, film dan fotografi;
8.      permainan interaktif;
9.      musik;
10.  seni pertunjukan;
11.  penerbitan dan percetakan;
12.  layanan komputer dan peranti lunak;
13.  televisi dan radio; serta
14.  riset dan pengembangan.
Satu sub sektor yang masih dalam kajian intensif dan segera menyusul yaitu kuliner.

MAKSUD & TUJUAN PENDIRIAN kkF

Sebagai rintisan menuju satu wadah komunitas kreatif, kkF berupaya untuk:
1.      Menjadi wadah penguatan masyarakat madani (civil society) yang mandiri (independent) dan tidak terafiliasi baik langsung atau tidak langsung dengan Organisasi Massa atau Partai Politik manapun, baik ditingkat lokal atau nasional.
2.      Menjadi forum komunikasi, koordinasi dan usaha bagi perseorangan atau badan usaha atau komunitas kreatif di Kebumen.
3.      Menjadi forum bersama untuk memberikan daya tawar lebih besar dalam penguatan ekonomi bagi para anggota, pelaku ekonomi/industri kreatif dan Kab, Kebumen sekitarnya.
4.      Menambah daya dorong pengembangan dan pemberdayaan potensi kreatif warga Kab. Kebumen.
5.      Memperkenalkan Kab. Kebumen sebagai Kota Kreatif, baik di tingkat nasional maupun internasional,
6.      Menjalin kerjasama baik ditingkat Nasional atau Internasional untuk kepentingan pengembangan dan pembangunan ekonomi/industri kreatif di Kab. Kebumen.
7.      Mengembangkan kreatifitas sebagai upaya untuk pemberdayaan ekonomi dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat sipil, kelestarian ekosistem dan penghargaan terhadap keaneka-ragaman budaya.
(diadopsi dari BCCF/ Bandung Creative City Forum)

Anatomi Sederhana Potensi Ekonomi Kreatif
Di Kabupaten Kebumen :

  1. Kuliner : pusat produksi jajanan Gg. Pudak (Keposan) Kel. Kebumen dan Desa Muktisari (pembuat roti/kue) serta komunitas produsen lanthing di Desa Pohkumbang Kec. Karanganyar dll;
  2. Periklanan : komunitas penyablon dan pembuat media luar ruang, Puspita Warna dll;
  3. Kerajinan : cluster kerajinan anyaman pandan di Kecamatan Karanganyar dsk; dan kelompok perajin anyaman bambu di  Kecamatan Petanahan (dikordinasi: Hanito Kreasindo/ Hipando Pusat);
  4. Video, film dan fotografi: ASA, Anto Jadul, Brantasena dll;
  5. Seni Pertunjukan : FoPSeT/Sanggar Ilir dll;
  6. Televisi dan radio: PRSSNI Kebumen, Ratih TV dll;
  7. Layanan komputer dan peranti lunak: ??
  8. Fesyen (segala varian baju dan celana), tas dll.

Jika anatomi sederhana di atas representatif, maka LUKFEST 2013/2014 mungkin dapat menjadi ajang pertama munculnya potensi ekonomi kreatif di Kabupaten Kebumen. LUKFEST atau Luk Ulo Festival adalah perwujudan kesepakatan dari semua anggota kkF dalam sebuah ajang festival. Luk Ulo bukan sekadar bentuk wadag sungai yang ada di Kabupaten Kebumen. Ia punya makna dan daya gerak

Sabtu, 23 Maret 2013

Yang Cantik dari Indah


Bukan hanya stasiun TV saja yang punya jargon " wow keereeeeeeen". Hasil karya kreatif gadis imut ini pantas memilikinya. Secantik dirinya, beragam kotak fungsional untuk kado, pensil, perhiasan dan lain-lain, lebih tampak keren dan ngetrend ada di dalamnya. Itulah kesan yang saya tangkap saat berkunjung ke rumah Vicky Indah yang usianya belum genap 15 tahun. Didampingi kedua orang tuanya, Bapak dan Ibu Sapto yang berada di bibir Sungai Luk Ulo Pasarpari Kebumen, Vicky, sebutan akrab gadis yang belajar di Kelas 9 SMPN 2 Kebumen ini menuangkan ide-ide kreatif di waktu senggangnya.

Dalam gaya khas remaja, Vicky menceritakan kegiatan membuat produk-produk kemasan cantik untuk berbagai keperluan yang telah dijalani lebih dari setahun.  Ia memang bukan orang pertama yang mengawali kegiatan itu. Adalah Dwi Ratrianti Widiastuti yang akrab dipanggil mbak Wiwid ini yang  memulai aktivitas industri kreatif kerajinan tangan. Ia adalah kakak Vicky yang saat ini tinggal di pinggir Kota Kembang, Bandung.

Tiga tahun lalu, saat mbak Wiwid kerja di salah satu toko swalayan di Purwokerto menerima sebuah paket kiriman salah satu pemasok barang buat tempatnya bekerja. Begitu melihat satu kotak segi empat berbalut kertas kado cantik, tiba-tiba muncul ide menirunya. Ia menggali informasi dari orang-orang yang ada di sekitar tempat kerjanya. Tak puas dengan jawaban yang ia dapatkan, mbak Wiwid memberanikan diri minta satu kotak pembungkus sepatu kepada teman yang mengelola pojok sepatu di toko swalayan itu. Sampai di pondokan, ia telah bersiap melakukan duplikasi alias nyontek produk kemasan yang dilihatnya beberapa hari sebelumnya. Entah sudah berapa kali ia mencoba, begitu selesai dibuat ia selalu bilang dalam hati " akh...belum pas dengan angan-angan". 

Sampai akhirnya merasakan sesuatu yang kurang lebih membuat decak kagum teman-teman kerjanya. " Wow....keren Wid. Beli di mana kotak kado yang kamu bawa?", tanya seorang teman. Wiwid menjawab ringan " bikin sendiri !". Kaget atau kagum..itulah yang muncul dari ekspresi wajah sang teman. " Bener Wid... ini bikinan kamu?" . Wiwid hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Atas saran teman lain yang posisinya cukup menentukan di toko swalayan itu, Wiwid meminta bantuan salah satu pemasok untuk memasukkan hasil karya kreatifnya di toko tempat ia kerja. 

Sosok imut Vicky Indah 

Luar biasa sambutan konsumen. Wiwid sempat kewalahan menerima permintaan mereka. Untuk memenuhi permintaan itu, ia sering terlambat tidur dan kurang istirahat. Bayangkan, jam 2 atau 3 pagi baru berangkat tidur, paling lambat jam 8 harus bangun dan berangkat ke tempat kerjanya dengan berjalan kaki sekitar 500 m dari pondokan atau sekitar 10 menit. Sementara itu, waktu masuk kerja giliran pagi adalah  jam 9. Karena itu, jika pesanan sedang tinggi, rasa kantuk dan letih ia alami berkali-kali di tengah waktu kerja. Teguran demi teguran ia terima dari atasan. Akhirnya Wiwid harus menentukan pilihan: jadi karyawan atau pengusaha produk kerajinan kemasan. Ia pilih jadi pengusaha meski dalam bayang gelisah jika pesanan sedang sepi. Keputusan ini dilanjutkan dengan keputusan lain: kembali ke kampung halaman dan berkumpul dengan kedua orang tua kandungnya. Iapun harus siap menghadapi tantangan jarak Kebumen - Purwokerto dengan moda transportasi umum. Bus atau kereta api kelas ekonomi agar ngirit ongkos. Tantangan lain yaitu membuka peluang pasar di Kebumen yang tidak diketahui dan mungkin juga sikap orang tuanya yang bisa saja menyalahkan dirinya telah membuat keputusan drastis itu (bersambung). 

Suasana di ruang kerja 

Selasa, 12 Maret 2013

Guitars From Indonesia


Balawan Guitar Series

"Making the guitar is an attitude, desire, and passion to always produce a better guitar every day. guitar techs, To production operators receive the same attention for a given input.
Posts are taken from the site www.marliqueguitar.com. brand native of Indonesia abroad, can rarely be said really. genuine Indonesian brand have made a breakthrough that quite encouraging.






Working closely with several distributors in Denmark and Australia, will Marlique Guitar go international. market in the two states are known to be very concern with the quality and high standards. signature or artist series. artist series is top end of many range the product of a manufacturer. artist series is based on the specifications of the guitar, which often override the needs of most musicians. artist series well said custom the artist, in this case Ridho Hafiedz (Slank guitarist)




Read more at http://indonesiakreatif.net/en/article/success-story/radix-guitar/#R2OzpoFsMLbLV40e.99