Mengisi Ruang Kosong Di Rumah Bupati Kebumen - Bagian I

Dalam situs resmi Pemerintah Kabupaten Kebumen terdapat Ruang Diseminasi yang selama ini dibiarkan kosong. Ruang-ruang itu adalah 15 Sub Sektor dalam Ekonomi Kreatif,

KONSISTENSI KI ESSER KARTON

Slamet Riyanto yang biasa dipanggil Esser adalah satu seniman multi talenta yang konsisten memelihara sikap berkesenian melalui beragam karya kreatif. Satu diantaranya adalah wayang yang semua tokohnya dibuat dari kardus bekas kemasan dan limbah lainnya.

MENGINTIP RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI BAG..

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sini.

MENGISI RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI KEBUMEN - BAGIAN III

OVOP Kerajinan Pandan adalah satu sub tema yang jadi Pemenang dalam lomba karya tulis ilmiah Riset Unggulan Daerah (RUD) tahun 2013. Sampai saat ini implementasi hasilnya belum jelas. Akankah nasibnya seperti Hipando yang terbengkelai ?

Tampilkan postingan dengan label Lomba Riset Unggulan Daerah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lomba Riset Unggulan Daerah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Mei 2013

Mengapa OVOP ?

Sumbang pikir untuk Tema OVOP Kerajinan Pandan
 pada Lomba Riset Unggulan Daerah 2013



OVOP mengacu pada pendekatan GNS (Gross National Satisfaction) yang menitikberatkan kualitas atau “isi mengungguli bentuk”. Yang dimaksud isi adalah sumber-sumber daya potensial setempat yang dapat mengangkat harkat dan martabat masyarakat lokal atas upaya-upaya riil yang telah mereka usahakan untuk memenuhi hajat hidupnya. Inilah yang menjadi alasan utama munculnya gerakan OVOP. Penghargaan yang memadai atas hasil karya cipta yang memberi kepuasan ekonomi dan spiritual. Pola penghargaan serupa ini adalah pendekatan kultural dalam menggali dan mengembangkan nilai-nilai ekonomi suatu komunitas (desa, distrik dan seterusnya).
Pendekatan kultural  dalam bahasa yang paling sederhana adalah memanusiakan manusia. Dalam hal ini, budaya masyarakat komunal akan berbeda dibanding  yang individual. Pada umumnya, pola budaya masyarakat Indonesia adalah komunal dan paternalistik. Peran para pemuka atau tokoh sangat dominan dalam mewarnai pola kehidupan mereka. Demikian pula dengan simbol-simbol sosial. Seorang pemuka tanpa ada simbol sosial tertentu hanya akan menghasilkan artefak instan yang berdurasi pendek dan cenderung transaksional. Pertukaran nilai antara pemuka dan pengikut biasanya sebatas pemenuhan kebutuhan ekonomi dan kurang menjangkau nilai-nilai spiritual. Sehingga, proses pertukaran nilai relatif tidak diiringi dengan keterikatan batin yang membuat pemuka dalam waktu singkat akan ditinggalkan oleh pengikutnya.
     
 
Konsep OVOP dari penggagasnya menyaratkan ketentuan:
  • Local yet global (kekuatan lokal yang berpotensi global). Banyak sumber daya lokal yang berpotensi global. Revolusi teknologi informasi yang terjadi sangat cepat akhir-akhir ini menempatkan posisi media sosial semisal Facebook, Twitter, LinkedIn dll menjadi ajang pertukaran informasi global yang sering berujung dengan kesepakatan bertransaksi. Kemudahan mengakses internet dari ponsel semakin memperpendek jarak ruang dan waktu yang dalam teori ekonomi klasik bernilai tinggi. Bahkan, lapak pencarian terpopular saat ini yaitu Goggle telah mengembangkan program-program unggulan secara cuma-cuma  bagi para blogger. Karena itu, menghadirkan produk lokal bernuansa global saat ini relatif lebih mudah. Persoalannya, mampukah produk itu menghadirkan brand image sebagai produk unggulan secara kualitatif dan terpelihara kontinuitasnya ?  
  • Self reliance and creativity (kemandirian dan daya cipta). Masalah klasik dalam menggali potensi produk lokal yang bernuansa global adalah budaya kerja yang mampu mengimbangi atau menjawab tantangan  pasar kekinian. Pada umumnya, budaya kerja masyarakat Indonesia relatif lemah kecuali bagi pribadi-pribadi yang memiliki kemandirian sikap dan berpola-pikir terbuka (outward looking). Gerakan masyarakat madani (civil society) di era keterbukaan saat ini mestinya mampu mendorong lebih banyak lagi pribadi-pribadi mandiri, kritis dan bekerja sesuai perkembangan daya cipta (creativity) pribadinya. Lingkungan, terutama pemerintah memberikan apresiasi memadai kepada mereka. Dan insentif agar kreativitas yang ada pada pribadi-pribadi tadi membawa dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. Di sinilah letak peran pemerintah selaku penentu kebijakan publik. Intervensi sebatas hal-hal regulatif dan penyediaan fasilitas publik semisal jalan berhotmix, pembangkit listrik dsb; akan memacu pertumbuhan dan perkembangan aktivitas produktif masyarakat lokal tsb.
  • Human resource development (pembangunan Sumber Daya Manusia). Berkait dengan penentuan kebijakan publik, badan-badan usaha yang mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan sumber daya manusia lokal semisal melalui program CSR terarah layak diberi insentif. Demikian juga dengan perguruan tinggi yang konsisten melakukan kegiatan penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat berkait dengan pengembangan sumber daya manusia lokal seperti yang dilakukan FSRD dan Sekolah Bisnis ITB yang merangsang tumbuh dan berkembangnya kampung-kampung kreatif di sekitar kota Bandung layak dipertimbangkan secara saksama sebagai mitra kerja jangka panjang pemerintah setempat. Apalagi jika ada Sekolah Menengah Kejuruan setempat yang membuka jurusan atau minimal program ekstra kurikuler khusus pengembangan produk unggulan lokal tsb.
Aplikasi program CSR terarah lebih menguntungkan tanpa disertai keharusan perusahaan ybs menjadi bapak angkat komunitas produktif lokal tsb. Pengalaman yang terjadi selama ini banyak membuktikan bahwa pola anak-bapak angkat tidak efektif dan hanya menguntungkan sebagian kecil orang baik yang ada di dalam komunitas, terutama orang-orang atau lembaga yang “merasa memiliki” tapi tak pernah atau tak mampu memelihara kontribusi positifnya bagai pengembangan sumber daya manusia lokal.   

Kunci sukses aplikasi OVOP:
  1. Local residents’ awareness for their own potential and their region’s resources. Kesadaran masyarakat setempat atas potensi diri dan sumber-sumber daya yang ada di lingkungannya.
  2. Recognition of treasures in the area. Pengakuan sebagai kekayaan (budaya dan ekonomi lokal)
  3. Continuity is Power (kontinuitas sebagai kekuatan utama)
  4. High-value-added Products (produk-produk yang dihasilkan bernilai tambah tinggi).
  5. Secured sales route (ada jaminan atas ketersediaan produk yang siap jual).
  6. Human resources development (pembangunan sumber daya manusia)
Ke 6 kunci sukses di atas cukup jelas.

Think globally, Act Locally
(berpikir secara global, bertindak dengan cara lokal)

Berpola pikir global atau terbuka (outward looking) pada dasarnya adalah cara berpikir  keluar dari kerangka yang biasanya terjadi (out of box) dan tidak gaptek / gagap teknologi (as sound of  IT update). Itulah yang terjadi dalam OTOP di Thailand. Program internet masuk desa untuk memacu perkembangan aktivitas produktif dan inovatif masyarakat desa. Sehingga aliran informasi dari dan ke setiap desa yang memproduksi barang-barang berkualitas tinggi dan layak jual secara global berlangsung lancar.  Dan transaksi dapat dilakukan dengan lancar juga.
Bertindak dengan cara lokal pada intinya adalah penghormatan atas tradisi dan kearifan lokal. Keberhasilan OTOP di Thailand adalah kepiawaian pemerintah setempat menginspirasi, bukan mengintervensi, perubahan pola pikir  yang kemudian berdampak positif dalam pola tindak masyarakat setempat dengan tetap mengapresiasi tradisi dan kearifan lokal secara proporsional.

Demikian sumbang pikir saya secara garus besar sebagai dukungan pribadi bagi upaya Pemkab Kebumen mengintensifkan kualitas material dalam Lomba Riset Unggulan Daerah 2013 yang bertema OVOP Kerajinan Pandan ini. Semoga yang sedikit ini bermanfaat. 

Rabu, 01 Mei 2013

Mengintip Ruang Kosong di Rumah Bupati


Rumah Bupati Kebumen ada dua. Pertama bernama rumah dinas bupati yang ada di depan alun-alun kota. Kedua, ada  di alam maya ini bertajuk diseminasi, satu istilah lain dari penularan atau penyebar luasan informasi terprogram. Dari ke 14 ruang yang ada, hanya dua ruang atau kategori yang terisi. Yaitu ruang kerajinan dan ruang Televisi dan Radio. Semua ruang yang ada di bagian diseminasi adalah sub-sub sektor ekonomi kreatif. Dengan logika sederhana, Kabupaten Kebumen punya keinginan menjadikan ekonomi kreatif yang limabelas sub sektor itu (termasuk periklanan yang belum punya ruang di rumah Bupati) sebagai rencana atau program pembangunan ekonomi di wilayah kerjanya.

Barangkali, pengelola rumah Bupati Kebumen di alam maya itu terlalu disibukkan oleh banyak hal lain yang lebih penting dari pada bagian diseminasi. Apapun istilahnya, rasa ingin tahu saya sudah cukup lama. Ruang-ruang kosong itu adalah potensi besar yang dapat menjadi kekuatan besar pula untuk menggerakkan roda perekonomian daerah yang berkesan jalan di tempat atau tanpa arah yang jelas. Dalam bahasa “orang pintar” itu quo vadis perekonomian Kab. Kebumen?

Jika dilihat dari visi menuju Kabupaten Kebumen yang modern, berkepribadian demi memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat. Serta dengan misi (4) memaksimalkan potensi daerah untuk kemakmuran rakyat dan (5) memperluas jaringan sosial – ekonomi secara nasional maupun internasional demi kesejahteraan rakyat. Maka sangat jelas jawaban atas pertanyaan di atas yaitu menuju kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan secara maksimal potensi daerah dan memperluas jaringan sosial-ekonomi. Caranya ? Isi dan maksimalkan ruang-ruang kosong di rumah Bupati itu dengan hal-hal nyata dan dapat dirasakan kehadiran serta manfaatnya bagi segala upaya menuju misi Kabupaten Kebumen tsb.
Kabupaten Kebumen punya potensi luar biasa di ruang kerajinan. Selain anyaman pandan yang tahun ini menjadi tema Riset Unggulan Daerah 2013 yang ada di Kecamatan Karanganyar, Karanggayam, Sempor dan Gombong. Juga ada beberapa sentra kerajinan tradisional yang masih aktif semisal anyaman bambu di Kecamatan Petanahan (tudung, besek dll), sabut kelapa di Kecamatan Buluspesantren dan sekitarnya serta beberapa aktivitas produktif kerajinan lain. Jika dipetakan dengan jelas dan terkini, maka ruang kerajinan akan berisi penuh informasi bermanfaat selain yang terpampang di sana. Ada Kerajinan Kain Perca Irma Suryati dkk , kerajinan akik dan batu mulia Luk Ula dsb.


Dengan adanya niatan Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk menyelenggarakan Lomba Riset Unggulan Daerah 2013 yang bertujuan memajukan wilayah ini memang patut diapresiasi. Apalagi jika pesertanya berasal dari mahasiswa dan/atau lembaga riset perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Kebumen nampaknya akan menjadi nilai tambah tersendiri. Kalaupun tidak bisa, mungkin dengan cara mengundang peneliti luar yang didampingi oleh kalangan internal pendidikan tinggi di Kebumen. Dan selaku warga masyarakat yang punya perhatian khusus pada pengembangan OVOP maupun Ekonomi Kreatif, saya siap membantu sebatas kemampuan.