Mengisi Ruang Kosong Di Rumah Bupati Kebumen - Bagian I

Dalam situs resmi Pemerintah Kabupaten Kebumen terdapat Ruang Diseminasi yang selama ini dibiarkan kosong. Ruang-ruang itu adalah 15 Sub Sektor dalam Ekonomi Kreatif,

KONSISTENSI KI ESSER KARTON

Slamet Riyanto yang biasa dipanggil Esser adalah satu seniman multi talenta yang konsisten memelihara sikap berkesenian melalui beragam karya kreatif. Satu diantaranya adalah wayang yang semua tokohnya dibuat dari kardus bekas kemasan dan limbah lainnya.

MENGINTIP RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI BAG..

Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan di sini.

MENGISI RUANG KOSONG DI RUMAH BUPATI KEBUMEN - BAGIAN III

OVOP Kerajinan Pandan adalah satu sub tema yang jadi Pemenang dalam lomba karya tulis ilmiah Riset Unggulan Daerah (RUD) tahun 2013. Sampai saat ini implementasi hasilnya belum jelas. Akankah nasibnya seperti Hipando yang terbengkelai ?

Tampilkan postingan dengan label 2013. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 2013. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 Juli 2013

Kehidupan di Kampoeng Relawan


Bagi peserta, peninjau, penggembira dan beberapa pihak yang mendukung kegiatan Temu Karya Nasional ke 5 Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) 2013 atau biasa disingkat TKN V 2013 Relawan PMI di lingkungan Obyek Wisata Waduk Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur 23 -30 Juni 2013 lalu, nama ini mungkin tidak terlalu asing. Karena merupakan nama lokasi utama yang digunakan oleh 31 Kontingen Provinsi, 16 Tim perwakilan Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah negara-negara Sahabat (PNS), Sekretariat Umum dan beberapa bagian penting dari Kepanitiaan Pusat maupun lokal berada di dalamnya. Lalu, apa istimewanya nama itu ?

Kegiatan akbar berkelompok di alam terbuka (lapangan) di manapun tempatnya: tanah lapang, pinggir atau di dalam hutan, danau, pantai dan lain-lain yang dilakukan oleh pramuka, kelompok pecinta alam dan masyarakat umum biasanya  memakai istilah perkampungan untuk menyebut lokasi atau arena kegiatan itu. Begitu juga dengan relawan PMI. Dengan kata lain, sebutan kampung adalah hal biasa untuk satu lokasi kegiatan perkemahan di alam terbuka.

Di arena TKN V 2013 ini, nama Kampoeng Relawan boleh disebut cukup istimewa karena merupakan bentuk penghargaan khusus dari Panitia Pusat yang dikordinasi oleh Ketua Bidang Relawan PMI Pusat, Bapak H.M. Muas, SH kepada komunitas sosial media relawan PMI dengan nama dan ejaan sama persis. Yakni Kampoeng Relawan sebagaimana dijelaskan oleh para pegiat utama (serupa dengan sebutan tokoh masyarakat di dunia nyata), dokter Seno Suharyo dari Surabaya, Tri Sugiarto (Semarang), Hafiludin (Banjarmasin) dan beberapa nama lain yang aktif berkomunikasi di BBM (backbarry massager). Termasuk beberapa relawan yang kini berada di jajaran staf PMI Pusat semisal Dheny Prasetyo, Dody Al Fitra dan Rahmad Arif. Ketiga nama terakhir adalah bagian dari Prakarsa Bantul.

Prakarsa Bantul sebenarnya diharapkan dapat mengangkat nama Voltage (Volunteer of the New Age), satu komunitas sosial media yang aktif berdiskusi tentang masa depan relawan dan organisasi PMI yang lebih baik. Tetapi di tengah perjalanan menuju puncaknya, ada sebagian orang yang meniru sikap manusia terjajah. Menggunting dalam lipatan dengan mengatasnamakan sejarah (masih diragukan otensitasnya) dan menggalang potensi kontroversial yang kontra produktif tentunya. Dengan pertimbangan taktis dan sedikit strategis, saya mengajak para inisiator Bantul untuk melanjutkan aktivitasnya di komunitas yang sekarang bernama Kampoeng Relawan.

Barangkali terbiasa menghadapi situasi darurat, terutama di saat terjadi bencana, maka pola penanganan daruratpun berjalan. Pertama, respon tepat dengan reaksi cepat. Dalam merespon bencana, relawan PMI berpengalaman senantiasa melakukan langkah-langkah assesment sambil berjalan. Melakukan tindakan apapun yang mampu dilakukan untuk menangani situasi yang ada di hadapannya dan mencatat (minimal dalam ingatan) dampak bencana.  Tindakan simultan ini dilakukan sambil menunggu bantuan datang. Setelah itu, melakukan positioning.

Mengamankan Prakarsa Bantul senada dengan respon darurat atas upaya pengambil-alihan paksa “roh” oleh orang-orang yang merasa dirinya berjasa.  Cara (pengambilalihan paksa)  ini jelas bertolak-belakang dengan tujuan pokok PMI (yang mestinya juga menjadi tujuan para relawannya) yakni mengantar jasaBukan meminta jasa. Dan itulah makna kesukarelaan (Gerakan memberi bantuan atas dasar sukarela tanpa unsur keinginan untuk mencari keuntungan apapun). Jadi sangat jelas, bahwa jasa yang diantarkan kepada masyarakat (dalam hal ini, korban bencana) adalah bersifat suka rela alias ihlas. Lillahi ta’ala (hanya berharap balasan dari Tuhan Yang Maha Kaya dan Maha Kuasa atas seluruh alam semesta beserta isinya).
Kesadaran atas tujuan utama Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah inilah yang akhirnya tetap harus jadi pegangan utama setiap langkah dan upaya relawan PMI agar roh Prakarsa Bantul tetap dapat dipelihara. Meski awalnya agak berat meninggalkan jejak sejarah yang dibangun untuk menggapai kesamaan, disertai rasa sesal yang cukup mendalam,  kehidupan harus berjalan dan kesaksian harus ditegakkan (meminjam penggalan puisi Rendra). Kami melangkah menuju Kampoeng Relawan yang semula masih bernama Reuni Relawan Gempa Bantul. Di kampung inilah, harapan untuk mewujudkan Prakarsa Bantul kemudian bergulir dan mulai menampakkan titik terangnya di arena TKN V 2013 Selorejo.

Sebagaimana layaknya sebuah kampung yang setiap warganya saling mengenal, bertegur sapa, gotong royong dan menjunjung tinggi adab. Saling menghargai sesama atas segala perbedaan yang ada. Karena Kampoeng Relawan adalah rumah tinggal, bukan rumah singgah, para relawan yang senantiasa memahami  jati dirinya sebagai manusia biasa dan pengantar jasa kemanusiaan dengan ihlas. Berekspresi dengan segala potensi pribadi dan bersama warga lainnya untuk berupaya secara nyata, terus menerus dan sistematis mewujudkan Prakarsa Bantul serta bercita-cita selalu ada yang lebih baik dari waktu ke waktu. Dari satu ke lain titik tuju. Maju, maju dan terus maju.
Selaku manusia, mahluk yang berderajat lebih tinggi dari mahluk lain ciptaanNya, warga Kampoeng Relawan menyadari pentingnya mandiri secara ekonomi agar dalam menjalankan peran diri selaku relawan kemanusiaan dapat diselenggarakan secara maksimal. Pilihan terbaik adalah mengelola potensi kreativitas dan inovatif masing-masing pribadi dengan pendekatan kewirausahaan sosial (socio/ socialpreneurship), kewirausahaan berbasis teknologi (techno-preneurship) atau kewirausahaan umum (entrepeneurship). Pilihan ini dapat bersifat pribadi atau dalam satu kelompok sesuai minat, talenta dan potensi masing-masing warga. Ke depan, setiap sumber daya akan dikordinasi oleh satu atau beberapa orang yang mirip dengan kelembagaan sebuah desa modern.


Kampoeng Relawan memang diarahkan sebagai model pemberdayaan ekonomi kreatif di lingkungan relawan PMI di masa depan. Ekonomi kreatif yang terdiri dari 15 jenis yaitu: periklanan; arsitektur; pasar barang seni; kerajinan; desain; fesyen; video, film dan fotografi; permainan interaktif; musik; seni pertunjukan; penerbitan dan percetakan; layanan komputer dan peranti lunak; televisi dan radio; serta riset dan pengembangan serta kuliner ada di Kampoeng Relawan. Investasi awal telah ditanamkan di Kedai Kawan dalam arena TKN V 2013. Karena bersifat jangka panjang, hasilnya baru dapat dirasakan paling cepat setahun setelah organisasi Kampoeng Relawan tertata rapi. Semoga.

Rabu, 01 Mei 2013

Mengintip Ruang Kosong di Rumah Bupati


Rumah Bupati Kebumen ada dua. Pertama bernama rumah dinas bupati yang ada di depan alun-alun kota. Kedua, ada  di alam maya ini bertajuk diseminasi, satu istilah lain dari penularan atau penyebar luasan informasi terprogram. Dari ke 14 ruang yang ada, hanya dua ruang atau kategori yang terisi. Yaitu ruang kerajinan dan ruang Televisi dan Radio. Semua ruang yang ada di bagian diseminasi adalah sub-sub sektor ekonomi kreatif. Dengan logika sederhana, Kabupaten Kebumen punya keinginan menjadikan ekonomi kreatif yang limabelas sub sektor itu (termasuk periklanan yang belum punya ruang di rumah Bupati) sebagai rencana atau program pembangunan ekonomi di wilayah kerjanya.

Barangkali, pengelola rumah Bupati Kebumen di alam maya itu terlalu disibukkan oleh banyak hal lain yang lebih penting dari pada bagian diseminasi. Apapun istilahnya, rasa ingin tahu saya sudah cukup lama. Ruang-ruang kosong itu adalah potensi besar yang dapat menjadi kekuatan besar pula untuk menggerakkan roda perekonomian daerah yang berkesan jalan di tempat atau tanpa arah yang jelas. Dalam bahasa “orang pintar” itu quo vadis perekonomian Kab. Kebumen?

Jika dilihat dari visi menuju Kabupaten Kebumen yang modern, berkepribadian demi memakmurkan dan mensejahterakan masyarakat. Serta dengan misi (4) memaksimalkan potensi daerah untuk kemakmuran rakyat dan (5) memperluas jaringan sosial – ekonomi secara nasional maupun internasional demi kesejahteraan rakyat. Maka sangat jelas jawaban atas pertanyaan di atas yaitu menuju kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan secara maksimal potensi daerah dan memperluas jaringan sosial-ekonomi. Caranya ? Isi dan maksimalkan ruang-ruang kosong di rumah Bupati itu dengan hal-hal nyata dan dapat dirasakan kehadiran serta manfaatnya bagi segala upaya menuju misi Kabupaten Kebumen tsb.
Kabupaten Kebumen punya potensi luar biasa di ruang kerajinan. Selain anyaman pandan yang tahun ini menjadi tema Riset Unggulan Daerah 2013 yang ada di Kecamatan Karanganyar, Karanggayam, Sempor dan Gombong. Juga ada beberapa sentra kerajinan tradisional yang masih aktif semisal anyaman bambu di Kecamatan Petanahan (tudung, besek dll), sabut kelapa di Kecamatan Buluspesantren dan sekitarnya serta beberapa aktivitas produktif kerajinan lain. Jika dipetakan dengan jelas dan terkini, maka ruang kerajinan akan berisi penuh informasi bermanfaat selain yang terpampang di sana. Ada Kerajinan Kain Perca Irma Suryati dkk , kerajinan akik dan batu mulia Luk Ula dsb.


Dengan adanya niatan Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk menyelenggarakan Lomba Riset Unggulan Daerah 2013 yang bertujuan memajukan wilayah ini memang patut diapresiasi. Apalagi jika pesertanya berasal dari mahasiswa dan/atau lembaga riset perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Kebumen nampaknya akan menjadi nilai tambah tersendiri. Kalaupun tidak bisa, mungkin dengan cara mengundang peneliti luar yang didampingi oleh kalangan internal pendidikan tinggi di Kebumen. Dan selaku warga masyarakat yang punya perhatian khusus pada pengembangan OVOP maupun Ekonomi Kreatif, saya siap membantu sebatas kemampuan.       

Minggu, 24 Maret 2013

Lomba Desain Aneka Kerajinan 2013




  1. Bagi yang kesulitan download dapat menghubungi kami di email sdpidisperindag@yahoo.co.id
  2. Kunjungi grup : https://www.facebook.com/media/set/?set=a.150021728489311.33603.100004444537058&type=1



Lomba Foto Sadar Wisata 2013




SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN  TEKHNIS  LOMBA
  1. Lomba Foto bersifat nasional
  2. Terbuka untuk umum (Panitia dan Dewan Juri tidak diperkenankan mengikuti lomba)
  3. Tidak dipungut biaya
  4. Foto milik pribadi (bukan karya orang lain), belum pernah memenangkan lomba foto apapun
  5. Foto harus sesuai dengan Tema “KENANGAN INDAH : MANUSIA, BUDAYA DAN ALAM INDONESIA”.
  6. Lokasi obyek pengambilan foto di seluruh wilayah Indonesia
  7. Peserta yang mengirimkan foto obyek-obyek wisata yang jarang diekspos akan mendapatkan penilaian lebih dari dewan juri.
  8. Jumlah foto dibatasi tiap peserta dapat mengirimkan fotonya paling banyak 5 lembar dengan obyek yang berbeda.
  9. Foto dikirimkan dalam bentuk cetakan, berukuran sisi terpendek 20 cm (kira-kira setara dengan10 R atau 10 RS), disertai CD berisi File digital foto tersebut;
  10. Ukuran File digital foto berketentuan : sisi panjang minimum 3000 pixel disimpan dalam format JPG medium (minimum skala 6). Nama file digital : namapeserta_judul_lokasipemotretran_Nomor HP. Foto digital harus masih mengandung EXIF.
  11. Tidak diperkenankan mencantumkan data, tulisan/gambar apapun di bagian depan foto;
  12. Dibalik foto harus dilekatkan kertas yang memuat data: Judul foto; Nama dan Alamat  pemotret; No. Telp dan Hp; Peristiwa dan lokasi foto.
  13. Rekayasa digital dizinkan sebatas sama dengan yang biasa dilakukan dalam kamar gelap fotografi film, yaitu : cropping, kontras, dodging dan burning, saturasi.
  14. Semua foto pemenang menjadi milik Panitia dan Panitia berhak menggunakan foto tersebut sebagai bahan publikasi tanpa harus meminta izin terlebih dahulu.
  15. Panitia tidak mengembalikan foto yang dikirim oleh Peserta.
  16. Foto harus sudah diterima panitia pada tanggal 15 Juli 2013 pukul 13.00 WIB;
  17. Panitia berhak mendiskualifikasi peserta sebelum dan sesudah penjurian apabila dianggap melakukan kecurangan.
  18. Panitia akan melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk melindungi karya peserta, namun Panitia tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan yang timbul selama pengiriman.
  19. Keputusan Dewan Juri sah dan tidak dapat diganggu gugat.
  20. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan maksimal 5 foto. Dengan mengirimkan karya foto berarti peserta telah dianggap menyetujui semua persyaratan yang telah ditetapkan oleh Panitia.
  21. Hadiah total : Rp. 77.500.000,-
  22. Penjurian dilakukan tanggal 22 Juli 2013
  23. Pengumuman Pemenang, Penyerahan Hadiah dan Pameran foto pemenang dan nominasi : September 2013
  24. Untuk informasi Lomba Foto Sadar Wisata peserta dapat mengunjungi Website Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif :www.parekraf.go.id
SYARAT PENGUMPULAN FOTO
  1. Semua karya foto dimasukkan ke dalam amplop tertutup disertai soft copy dalam bentuk CD/ DVD
  2. Di sudut kiri atas amplop di tulis LOMBA FOTO SADAR WISATA 2013
  3. Foto dapat diantar langsung atau di kirim via Pos kepada Panitia, dengan alamat:

Sekretariat Panitia Lomba Foto Sadar Wisata 2013
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 
Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta 10110
Gedung SAPTA PESONA, Lt. 4.
Alamat email: 
fotosadarwisata@parekraf.go.id 
DEWAN JURI
  • Ketua : Sigit Pramono (Ahli Fotografi, Komisaris BCA)
  • Anggota : Arbain Rambey (Ahli Fotografi, Harian Kompas)
  • Anggota : Darwis Triadi (Ahli Fotografi, Darwis Triadi School of Photography)
  • Anggota : Ray Bachtiar (Ahli Fotografi, Komunitas Lubang Jarum Indonesia)
  • Anggota : Bambang Wijanarko (Ahli Fotografi, Komunitas Fotografi Kemenparekraf)
HADIAH PEMENANG LOMBA FOTO
JUARA I             :  Rp 20 Juta  +  Trophy Menteri +  Piagam
JUARA II            :  Rp. 17 Juta +  sda
JUARA III           :  Rp. 15 Juta + sda
Harapan I          :  Rp. 10 Juta + piagam
Harapan II         :  Rp. 7,5 Juta + piagam
Harapan III        :  Rp. 5  Juta + piagam
Hadiah Favorit    :  Rp. 3  Juta + piagam
(Total Rp. 77. 500.000,- )

sumber : http://budpar.go.id/asp/detil.asp?c=17&id=2134