Jumat, 21 Maret 2014

Mengisi Ruang Kosong Di Rumah Bupati Kebumen - Bagian III

Siluet tampilan Teater Ego Kebumen.


Episode 1 : Gelar Kreatif  Kebumen
Segmen  1 : Gelar Panggung Tetaer II 2010
Bagian   2 : Pertunjukan Hari Kedua

Pentas hari ke dua yang diharapkan sebagai malam puncaknya Gelar Panggung Teater 2010 dibuka dengan penampilan kolosal dan garapan yang cukup rapi dari Teater Spenven. Berikutnya adalah tampilnya tiga dara Tetrasa tanpa menyebut lakon tertentu. Cukup hidup untuk skala pemula. Penampilan ke tiga adalah dari Teater Didik STAIN Purwokerto dalam alur cerita yang mengalir. Diawali perubahan setting lampu, salah satu pemain membawakan sinopsis. Nampaknya, mereka sangat apresiatif atas acara GPT 2010. Dengan membawa pemain dan crew panggung sekitar 40 orang, apresiasi penonton sangat baik. Saya tidak memiliki kesempatan yang cukup untuk mengikuti seluruh jalannya pentas teater ini karena harus menggantikan posisi tugas kepanitiaan yang sebagian besar anggotanya akan mementaskan lakon Kalijaga karya Kang Kaji Habeb setelah pentas Teater Didik. Ketidak-fokusan itu membuat saya sangat banyak kehilangan referensi untuk melengkapi catatan ini. Meski demikian, dilihat dari apresiasi penonton dan komentar teman-teman yang sempat saya hubungi, tampilan para mahasiswa/i STAIN Purwokerto ini pantas diberi acungan jempol.

Di tengah rasa lelah sebagai anggota panitia, Teater Ego Kebumen menutup pentas GPT 2010 dengan lakon Kalijaga. Putut AS yang berperan sebagai Kalijaga mengawali dengan tarian yang dibawakan secara lentur. Melambangkan kehalusan perilaku sang wali ke 9 dari deretan Walisanga di antara arogansi Abdul Jalil yang diperankan Ucok HaeR. Dialog antara Kalijaga dan Abdul Jalil ini sungguh hidup. Blocking panggung nampak sempurna dan sangat menghidupkan suasana. Vocal Ucok yang nge-bass mendukung intonasi nada-nada lembut yang keluar dari mulut Putut AS. Tak kalah menariknya adalah penampilan aktor dan sekaligus Sutradara Anto Batossae. Dengan penguasaan dialog dan kelincahan gerakan pemeran Gatoloco ini seolah menutup celah seluruh sisi panggung atas maupun bawah yang berbatasan langsung dengan penonton dalam format lesehan. Sementara itu, Raja Brawijaya yang diperankan Theodeka memberi kesan hidup dalam panggung seluas atas 60m2 (6 x 10m). Tata lampu yang berkekuatan 1500 watt sedikit menghambat optimalisasi penampilan mereka. Diakhiri dengan siluet, Teater Ego Kebumen memang pantas mendatangkan decak kagum penonton yang datang dari beragam kalangan. Sekitar 250 penonton seolah tersihir oleh penampilan “anak-anak zaman Kebumen”. Sebutan yang diberikan oleh Anto Batossae kepada teman-teman komunitasnya.

Slamet Esser.


Catatan Khusus

Sebagai wahana ekspresi dan apresiasi budaya kontemporer, GPT 2010 telah memenuhi sasaran utamanya. Sedikit dihantui rasa cemas akan masuknya nuansa politik menjelang Pilkadal Bupati/ Wakil, seluruh mata acara yang direncanakan dapat mengalir cukup lancar. Memang ada sampah yang mengikuti aliran itu, tetapi dapat disingkirkan dengan semangat kebersamaan dan edukatif. Kendala klasikal dana disiasati dengan dedikasi oleh Panitia dengan memaksimalkan potensi yang ada saat itu. Sanggar Ilir Ikatan Mahasiswa Kebumen di Yogyakarta (Imakta) pantas mendapat apresiasi terbesar selain respon positif dari semua Komunitas Teater di Kebumen yang telah berkontribusi dalam persiapan dan pelaksanaan acara. Juga para donatur perorangan yang mendukung acara ini.


Pada sesi evaluasi, saya sengaja mengemukakan wacana untuk menghentikan seri kegiatan GPT agar berganti wajah dan penampilan. Juga memberi kesempatan bagi Komunitas lain untuk menggelar acara yang lebih dalam segala hal dari pada acara GPT yang hanya mampu diselenggarakan setahun sekali. Sayang sekali, sebagaimana telah diprediksi, tidak ada jawaban pasti atas wacana itu. Bahkan muncul beberapa hal yang menggelikan ketika tawaran ini disambut dengan bahasa nostalgis. Apapun respon dan risikonya, wacana ini akan terus dikumandangkan sampai ada jawaban pasti bahwa proses pembelajaran lewat kemasan acara Gelar Panggung Teater sudah saatnya diputuskan efektivitasnya.

0 komentar:

Posting Komentar