Harajuku adalah
satu pusat busana jalanan yang kini telah terkenal di seluruh penjuru jagad
raya ini. Di lokasi ini ada beragam butik, mal-mal yang memajang beragam busana
serta semua hal yang berkait dengan dunia busana. Harajuku adalah sebuah
kampung kecil yang berubah menjadi pusat busana dan budaya kaum muda pasca
Perang Dunia II. Adanya barak militer tentara Amerika Serikat di Bukit
Washington membawa dampak yang cukup besar bagi kaum muda setempat dalam
berbudaya Barat. Apalagi setelah penyelenggaraan Olimpiade 1964 yang menjadikan
Harajuku sebagai lokasi perkampungan atlet, proses asimilasi budaya semakin
kuat. Sejak berdirinya mal khusus busana pada 1978, Harajuku seolah memantapkan
posisinya sebagai pusat bisnis busana dunia dengan konsep jalanan-nya.
Indonesia Fashion Week (Pekan Busana Indonesia) yang akan
diselenggarakan di jakarta Convention Center 20 – 23 Pebruari 2014 adalah
sebuah ajang kreatif yang melibatkan semua pemangku kepentingan. Sebagai motor
penggerak adalah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang didukung oleh
tiga kementerian terkait yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi
dan UMKM serta Kementerian Perindustrian yang mengusung tema besar Green
and Local Movement. Tema yang intinya mengajak seluruh lapisan
masyarakat untuk mencintai produk-produk lokal (buatan dalam negeri) dan yang
ramah lingkungan.
Indonesia Fashion Week mengajak warga Jakarta untuk ramai-ramai
memamerkan gaya lokal terbaiknya pada tanggal 16 Februari 2014 lalu melalui event Sunday Dress Up. Aksi yang
didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini telah berlangsung
pada saat Car Free Day di bundaran HI
hingga area Monas. Ratusan partisipan dari berbagai komunitas umum melebur
bersama desainer, model, pelaku media hingga murid sekolah mode. Mereka memakai
busana bernuansa konten lokal dan melakukan "demo" dengan membawa slogan-slogan
seputar local movement.
Dengan Local MovementLocal Movement, Indonesia Fashion Week akan semakin memperkuat rasa
cinta dan bangga pada negeri sendiri beserta produknya. Berbagai rangkaian
pra-event yang seru dan penuh energi segar seperti Sunday Dress Up ini
diharapkan dapat memperkenalkan "gaya Indonesia" kepada dunia. Sudah
saatnya kita bangga memakai produk yang menunjukan identitas diri kita.
Indonesia yang kaya akan material, detail hingga styling, punya ciri fashion
tersendiri yang berbeda dibandingkan dengan ciri fashion yang sudah ada di dunia.
Mungkin suatu hari nanti di Jakarta
akan ada area khusus seperti di Harajuku-Jepang, dimana semua orang dapat
"memamerkan" gaya lokalnya masing-masing. Lalu perlahan tapi pasti,
warga dunia akan menoleh pada "gaya lokal" Indonesia. Dan kita pun
dapat berkata dengan bangga,"Gaya ini adalah gaya lokal Indonesia!". Mimpi itu dimulai dari sekarang, dan kita
semua ikut andil dalam mewujudkannya!
Itulah obsesi Jakarta yang selama
ini telah menjadi barometer kehidupan di tanah air. Selain merupakan ibukota
negara dan pusat pemerintahan, Jakarta juga menjadi pusat beragam aktivitas
bisnis. Di bidang busana, selain Tanah Abang yang telah menjadi pusat bisnis
busana kelas menengah-bawah, banyak pusat busana yang ada di berbagai mal dan
pusat belanja kelas menengah-atas yang tersebar di seantero Jakarta.
Rumah-rumah mode dan toko-toko online yang menyediakan busana beragam keperluan
dan harga terus bertumbuh. Belum lagi sejumlah konveksi, modiste dan tailor.
Semua itu merupakan faktor pendukung yang sangat kuat bagi tumbuh dan
berkembangnya bisnis busana.
Dengan pengakuan Unesco bagi batik
tulis Indonesia sebagai warisan budaya dunia (world herritage) semakin menambah rasa percaya diri para perancang
dan pebisnis busana untuk terus memantapkan diri dan industri kreatif ini ke
posisi puncak. Pekan Busana Indonesia memang layak diapresiasi sebagai satu
jalan utama untuk menggapai asa Jakarta setara dengan atau lebih tinggi dari
Harajuku di Jepang. Diperluat dengan gerakan lokal dan ramah lingkungan (local and green movement) serta upaya
serius menumbuh-kembangkan Sentra-Sentra Kreatif Rakyat di berbagai daerah
tujuan wisata unggulan, bukan satu hal yang mustahil jika tak lama lagi ada
Harajuku ala Jakarta. Tentunya dengan satu harapan besar lain, situasi politik
dalam negeri cukup kondusif. Semoga.
0 komentar:
Posting Komentar